Siapa Bilang Income Pengusaha lebih Besar Dari Income Karyawan? 

Malam ini saya iseng membandingkan mana yang lebih tinggi antara income pengusaha (secara rata-rata), dibanding income karyawan (secara rata-rata juga). Saya ingin membuktikan anggapan orang selama ini yang beranggapan bahwa income pengusaha pasti lebih tinggi dari income karyawan. Dan ternyata hasilnya sesuai perkiraan saya. 

 Saya mencari data-data di Indonesia, ternyata tidak ada data tentang income pengusaha dan karyawan. Jadi saya putuskan untuk mengolah data tahun 2013 dariAmerika. Saya mengolah data dari http://money.cnn.com/pf/best-jobs/2013/full_list/. Berikut hasil pencarian saya, ini adalah contoh 100 pekerjaan/profesi di Amerika tahun 2013 (bukan 100 pekerjaan dengan gaji tertinggi di Amerika), data ini saya urutkan dari yang tertinggi ke terendah dari gaji-gaji tersebut, maka: 

Sementara rata-rata income pengusaha, saya ambil data dari sumber: http://www.foxbusiness.com/features/2013/10/21/and-average-entrepreneur-salary-is.html. Income rata-rata pengusaha di Amerika pada tahun 2013 adalah $68,000. Apakah angka tersebut lebih tinggi dari karyawan? Silahkan bandingkan dengan data 100 gaji pekerjaan di Amerika tahun 2013 di atas. 

 Ya, Betul. Income pengusaha di atas lebih rendah dari income sebagian profesi/pekerjaan yang ada di list. Lalu mengapa orang berpendapat bahwa income  pengusaha lebih tinggi dari income karyawan dan profesional? 

 Saya memutuskan untuk menjadi pengusaha pada tahun 2002 karena terpengaruh salah satu buku yang sedang ngetop di awal 2000an. Mungkin teman-teman sudah bisa menebaknya, buku “Rich Dad Poor Dad”. pada tahun 2000an awal, saya bekerja sebagai karyawan. Setelah saya membaca buku tersebut, saya baru tahu bahwa karyawan (E) adalah profesi yang termasuk di kuadran kiri, bagian atas lagi. Sehingga saya menyimpulkan bahwa jika saya ingin jadi orang kaya, saya harus pindah dari (E) ke kuadran lain dan yang terfikir adalah menjadi pengusaha yang masuk kuadran (S – Self Employed). Setelah saya pelajari lagi, ternyata kuadran pengusaha itu sama seperti karyawan (E), masih di kiri. Saat itu saya memang membacanya kurang hati-hati. Setelah saya coba baca berulang-ulang. Buku “Rich Dad Poor Dad” tidak mengajarkan orang pindah dari (E) ke (S). Buku itu sebenarnya mengajarkan orang berpindah dari kuadran kiri, baik (E) maupun (S), ke kuadran kanan untuk menjadi Business Owner (B) atau Investor (I).

Perjalanan saya menjadi pengusaha (bukan business owner) benar-benar mengerikan. Kerja 24 jam, tempat kerja tidak nyaman, pokoknya ngirit, kerja berat, tapi duit tidak ada. Tahun 2003 – 2008 adalah masa tergelap di perjalanan karir saya. Income rata-rata saya tidak lebih tinggi daripada saat saya menjadi profesional (karyawan)… kan saya malah jadi curhat.

Kembali ke pembahasan kita, intinya pindah dari (E) menjadi pengusaha (S: Self Employed) bukan jalan keluar dari (E). Itu adalah lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau atau sebaliknya. lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya… hahaha 

Jadilah business owner dengan bisnis yang bisa ditinggal jalan-jalan 3 bulan, namun bisnis tetap berjalan dan menghasilkan income atau jadilah investor. 

 Banyak cara menjadi investor. Bisa membeli kos, kontrakan, apartment, dll. Favorit saya untuk berinvestasi adalah dengan memiliki Waralaba Minimarket Indomaret. 

Apakah jadi investor itu murni enak?

Liburan lalu saya belajar 1 hal baru lagi. Sesuai dengan impian saya, menjadi investor (I) full time. Liburan lalu, saya memutuskan untuk berlibur selama 3 minggu lebih 2 hari. Saya mau coba menjadi investor (I) murni, kira-kira saya cocok atau tidak. Dan hasilnya adalah, saya overdosis. Liburan memang sebaiknya cukup 10 sampai 14 hari. Liburan 3 minggu tersebut membuat saya menyadari bahwa menjadi Investor (I) saja tidak cukup. Saya butuh menjadi (S) sebagai kegiatan sehari-hari dan untuk kepuasan pribadi. Saya tidak mau menjadi (I) murni, saya ingin menjadi (I) dan (S). mendapat Income dari menjadi (I) dan menjadi (S) untuk kegiatan sehari-hari.  Bosan juga ternyata nganggur selama 3 minggu, apalagi kalau bertahun-tahun.

Saya yakin untuk meningkatkan income, tidak perlu menjadi pengusaha. Pengusaha itu sama seperti karyawan juga, mungkin ada yang berpendapat bahwa menjadi pengusaha itu enak. Gak akan kena marah bos. Eh tapi jangan salah, pengusaha itu pusing mikirin gaji karyawan. Stressnya pangkat 10 daripada dimarahi Bos. 

 Kalau kadang pengusaha kelihatan lebih kaya daripada karyawan, saya menduga bahwa secara rata-rata income pengusaha dan karyawan mirip. Perbedaan di lingkup pengusaha antara income tertinggi dan terendah jauh sekali, sementara karyawan perbedaan income tertinggi dan terendah lebih dekat (belum ada data). Atau mungkin karena karyawan banyak yang makan di mall sedangkan pengusaha makan di warteg ( ini pengalaman pribadi saya hahaha). Kalau di hari tua ada pengusaha yang kaya, itu mungkin bukan karena income besar, tapi karena mereka ngirit di awal-awal jadi pengusaha. Uangnya ditumpuk terus, hasilnya dinikmati untuk hari tua. Kalau gaji sebagai karyawan diirit dan nabung,  lama-lama juga bisa imbang atau bahkan lebih kaya.

Teman-teman yang saat ini masih berprofesi sebagai karyawan dan sedang berpikir bahwa untuk kaya harus jadi pengusaha, hentikan khayalan Anda. Saya sudah menjalani hari-hari menyiksa itu. Tetap di karyawan saja, fokus dan jadilah yang terbaik di bidang teman-teman. Kalau untuk meningkatkan income, caranya adalah menabung dan jadilah Investor (I). Pilihlah investasi yang aman dan bisa jalan sendiri, tanpa menganggu pekerjaan kita. Jangan investasi ditempat yang akhirnya memaksa kita untuk fokus memikirkan dan mengawasi investasi tersebut. Itu namanya bukan investasi, tapi double job di 2 tempat kerja… hehehe. 

 Terus kalau semua orang jadi karyawan, siapa yang mengurangi pengangguran di Indonesia? Ga usah dipikirin, biar pemerintah yang mikir. Lagipula kalau kita kerja dengan fokus dan menjadi yang terbaik di bidang kita, perusahaan maju, kan buka rekrutmen juga perusahaannya. Mengurangi pengangguran juga kan? 

 Untuk teman-teman yang sudah kecebur menjadi pengusaha dan sedang menjalani masa-masa sulit. Tetap jalani dan nikmati saja, ini konsekuensi yang harus dijalani dari pilihan yang sudah diambil. Coba mulailah diversifikasi jadi (I) atau (B). 

Untuk teman-teman yang sudah sampai di (B) atau (I). Selamat! Mari sharing ke teman-teman yang masih di (E) dan (S) supaya teman-teman kita bisa memebersamai kita di kuadran (B) atau (I) 

Langkah pertama untuk menjadi (I) adalah menabung minimal 10% dari pendapatan kita. Berapapun pendapatan itu. Langkah kedua, pelajari Investasi yang baik (saya rekomendasikan minimarket waralaba Indomaret sebagai alternatif pertama, hehehe). Jangan buru-buru dan emosi, apalagi sampai tertipu rayuan-rayuan maut money game. 

Jadi Selamat menabung dan investasi! tetaplah fokus ke pekerjaan kita dan menjadi yang terbaik. 

Salam passive income property,

PIPO Hargiyanto