Personal income sering dikenal sebagai penghasilan yang didapatkan oleh para pekerja di sebuah perusahaan tertentu. Tentu besar penghasilan yang didapatkan oleh para pekerja atau karyawan ini akan saling berbeda satu sama lain. Biasanya, jumlah ini akan tergantung pada jenis pekerjaannya.
Beberapa jenis penghasilan yang bisa didapatkan oleh karyawan dalam sebuah perusahaan tertentu juga terkadang saling berbeda satu sama lain. Hal ini akan tergantung pada kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja.
Daftar Isi
Apa itu Personal Income?
Personal income adalah sebuah penghasilan yang didapat oleh setiap individu/perseorangan atau penduduk dalam jangka waktu satu tahun. Nantinya, penghasilan pribadi ini juga mencakup pembayaran yang dilakukan dengan cara transfer atau transfer payment.
Meski masing-masing individu akan memiliki jumlah penghasilan yang berbeda, akan tetapi berapapun jumlahnya tersebut pasti dapat memberikan pengaruh yang besar ke dalam kehidupannya maupun bagi pendapatan per kapita penduduk yang ada.
Nantinya, semua nilai penghasilan yang berhasil didapatkan tersebut akan diukur dan dijadikan parameter untuk kesejahteraan suatu wilayah. Bahkan, penghasilan pribadi ini juga akan sangat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dalam sebuah lingkungan/suatu sistem ekonomi.
Salah satu alasan mengapa personal income memiliki peran yang besar dalam tingkat konsumsi seperti ini adalah karena perbelanjaan konsumen akan mendorong sebagian besar perekonomian nasional.
Umumnya, penghasilan pribadi seperti ini cenderung meningkat selama periode ekspansi ekonomi di waktu-waktu tertentu. Namun, penghasilan pribadi ini juga dapat mengalami penurunan di periode tertentu seperti selama masa resesi yang sedang berlaku.
Jenis-Jenis Personal Income
Sebenarnya, personal income tidak hanya bisa didapatkan oleh para karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan tertentu saja. Namun, setiap individu yang ada di dunia ini juga memiliki hak untuk mendapatkan penghasilan menguntungkan seperti ini.
Nantinya, akan ada beberapa jenis penghasilan yang bisa didapatkan oleh setiap individu yang bekerja. Untuk membantu semua orang dalam mengenali apa saja jenis yang dimaksud tersebut, berikut kami bagikan informasi lengkapnya:
1. Upah Kerja
Tentu sebagai seorang karyawan, seseorang wajib mendapatkan upah kerja yang sesuai dengan tenaga yang telah mereka keluarkan. Biasanya nominal upah kerja seperti ini sudah dibahas sejak awal perjanjian antara pihak karyawan dengan perusahaan.
Setiap perusahaan yang ada di Indonesia, menerapkan nominal upah kerja yang berbeda-beda. Meski begitu, biasanya perusahaan akan memberikan kesempatan kepada para calon karyawannya untuk melakukan proses negosiasi yang masuk akal.
Maka dari itu, ketika seseorang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan tertentu, mereka tidak boleh meremehkan kesempatan proses negosiasi upah kerja yang diberikan oleh pihak perusahaan yang bersangkutan tersebut.
2. Pendapatan Sewa
Jika nominal upah kerja akan tergantung pada kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan, untuk nominal pendapatan sewa seperti ini akan tergantung pada kebijakan yang diterapkan oleh individu bersangkutan itu sendiri.
Saat ini bisnis kontrakan, kos-kosan, sewa apartemen, sewa mobil, dan lain sebagainya memang menjadi salah satu jenis usaha yang memiliki keuntungan cukup menjanjikan. Keuntungan yang berhasil diraih oleh kegiatan ini dapat menjadi penghasilan dari pemilik usaha itu sendiri.
3. Pertanian
Hasil dari pertanian juga bisa menjadi penghasilan tersendiri bagi para petani. Seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat Indonesia, bahwa ada beberapa orang di Indonesia yang memilih bekerja sebagai petani, karena pendapatannya bisa diandalkan di beberapa periode tertentu.
Namun, penghasilan yang didapatkan dari aktivitas bertani ini akan sangat bergantung pada hasil panen itu sendiri. Semakin banyak hasil pertanian yang sudah panen, maka semakin besar pendapatan yang bisa diperoleh oleh petani itu sendiri.
4. Kepemilikan Perseorangan
Untuk jenis yang paling terakhir adalah kepemilikan perseorangan. Mungkin ada beberapa orang yang belum terlalu familiar dengan istilah ini, akan tetapi di dalam dunia bisnis istilah ini sudah sering dibahas oleh para pelaku usaha.
Jumlah personal income dengan jenis ini juga tergolong cukup beragam. Jadi, di antara 1 pihak dengan pihak yang lain akan memiliki perbedaannya tersendiri. Maka dari itu, untuk jumlahnya sendiri tidak bisa disamaratakan oleh salah satu pihak tertentu.
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
2 Contoh Personal Income
Untuk memahami tentang istilah ini secara lebih dalam lagi, disini kami juga akan membagikan beberapa contoh yang terdapat di dalamnya. Dengan menyimak kedua contoh yang disebutkan di artikel ini, kemungkinan besar banyak orang akan lebih mudah untuk memahami definisi dari istilah ini.
Menghemat waktu yang berharga, berikut adalah kedua contoh penghasilan pribadi yang bisa dijadikan sebagai referensi tepat, yaitu:
1. Pendapatan Perseorangan dari Sebuah Negara Tertentu
Contoh yang pertama akan membahas tentang pendapatan perseorangan dari sebuah negara tertentu. Sebut saja negara tersebut memiliki pendapatan perseorangan sebesar 75 triliun rupiah dan pajak langsungnya sendiri adalah 7,5 triliun rupiah.
Dengan demikian, maka perhitungannya akan menggunakan rumus tertentu. Untuk mencari pendapatan disposibelnya, gunakan cara berikut ini:
DI = Pendapatan perseorangan – pajak langsung
DI = 75 triliun rupiah – 7,5 triliun rupiah
DI = 67,5 triliun rupiah
Melihat rumus yang ada di atas, bisa dipastikan bahwa sebenarnya untuk mencari pendapatan disposibel dari hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Yang terpenting, perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan data yang paling akurat dan terbaru.
2. Pendapatan dari Negara Myanmar
Untuk contoh yang kedua akan lebih rumit dipahami, karena akan berkaitan dengan produk nasional bruto, iuran asuransi, laba ditahan, hingga transfer payment.
Membahas tentang transfer payment itu sendiri, istilah ini merujuk kepada semua pendapatan yang dihasilkan dari separuh pendapatan nasional di tahun sebelumnya. Untuk memahaminya secara lebih jelas, contohnya pembayaran uang pensiun, pembayaran bunga utang pemerintah, dan lain-lainnya.
Kembali ke pembahasan contoh ini, berikut adalah cara menghitung yang tepat dengan data yang akurat:
Produk nasional bruto: Rp. 130.000.000.000,00 (130 miliar rupiah)
Iuran asuransi: Rp. 2.000.000.000,00 (2 miliar rupiah)
Laba ditahan: Rp. 5.000.000.000,00 (5 miliar rupiah)
Transfer payment: Rp. 6.000.000.000,00 (6 miliar rupiah)
PI = PNB – (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + transfer payment)
PI = Rp. 130.000.000.000,00 – (Rp. 5.000.000.000,00 + Rp. 2.000.000.000,00 + Rp. 6.000.000.000,00)
PI = Rp. 130.000.000.000,00 – Rp. 11.000.000.000,00
PI = Rp. 119.000.000.000,00 atau 119 miliar rupiah
Selagi seseorang sudah memiliki bekal ilmu yang cukup dalam memahami rumus di atas, maka untuk menghitung personal income seperti ini tidak akan terlalu sulit untuk dilakukan. Maka dari itu, selalu ingat dengan baik rumus-rumus yang ada di atas.
Setiap individu akan memiliki jumlah personal income yang berbeda-beda, sehingga tidak ada hak untuk kita menilai jumlah penghasilan yang didapatkan oleh seseorang tertentu. Yang terpenting adalah, bagaimana kita menggunakan penghasilan tersebut dengan sebaik mungkin.