Secara sederhana, penilaian properti dilakukan untuk memberikan nilai ekonomi terhadap properti. Penilaian tersebut dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti pengajuan KPR, pinjaman dengan agunan berupa properti, dan berbagai keperluan lainnya.
Proses atau pelaksanaan pemberian nilai terhadap properti tidak boleh dilakukan sembarangan. Namun, proses penilaian tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip penting. Simak langsung informasi dan contoh dari penilaian terhadap properti melalui artikel ini!
Daftar Isi
Pengertian dan Tujuan
Apa itu penilaian properti? Penilaian properti adalah proses pemberian pendapat dan estimasi nilai ekonomi terhadap properti sesuai dengan standar yang berlaku. Penilaian terhadap properti dilakukan untuk tujuan dan keperluan tertentu.
Tujuan dari penilaian terhadap properti berkaitan dengan jual beli atau transaksi, lelang, penjaminan pinjaman dengan agunan, laporan keuangan, asuransi, pengadaan tanah, investasi, dan berbagai tujuan lainnya.
Penilaian terhadap properti secara sah hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memiliki profesi penilai. Penilai harus memiliki kualifikasi, kemampuan, dan pengalaman dalam melakukan praktik penilaian terhadap properti.
Seorang penilai juga harus terdaftar sebagai anggota KJPP (Kantor Jasa Penilaian Publik). KJPP didirikan atas izin resmi dari Menteri Keuangan, sehingga bersifat legal.
Konsep Dasar
Konsep dasar dalam memberi nilai suatu properti dilakukan berdasarkan informasi, data, dan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Oleh karena itu, hasil dari penilaian terhadap aset properti dapat dipercaya.
Selain itu, konsep dasar penilaian properti dilakukan berdasarkan pendekatan-pendekatan khusus. Setidaknya terdapat tiga pendekatan dalam penilaian terhadap suatu properti. Apa saja pendekatan tersebut? Jika penasaran, maka berikut ini pendekatan-pendekatan dalam menilai suatu properti, yaitu:
1. Pendekatan Pasar
Jenis pendekatan yang satu ini akan menghasilkan indikasi nilai dengan membandingkan properti yang dinilai dengan properti lainnya yang sebanding/ identik. Pendekatan pasar dilakukan dengan menggunakan informasi harga transaksi dan penawaran yang tersedia di pasaran.
Pendekatan pasar merupakan jenis pendekatan yang paling sering digunakan dalam menilai suatu properti karena indikasi hasil nilainya lebih mendekati kondisi di pasaran.
2. Pendekatan Biaya
Pendekatan biaya merupakan jenis pendekatan yang bisa menghasilkan indikasi nilai menggunakan prinsip ekonomi. Pembeli tidak akan membayar suatu properti lebih besar dari pada biaya atau harga untuk memperoleh properti dengan kegunaan yang sama atau setara.
Jenis pendekatan dalam penilaian properti yang satu ini mempertimbangkan biaya secara spesifik dari bangunan properti. Misalnya, jenis bahan dan jumlahnya yang digunakan untuk membangun rumah akan mempengaruhi nilai dalam pendekatan biaya.
3. Pendekatan Pendapatan
Selain pendekatan pasar dan pendekatan biaya, di dalam konsep penilaian terhadap aset properti dikenal juga istilah pendekatan pendapatan. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pendapatan tersebut?
Pendekatan pendapatan merupakan jenis pendekatan yang mempertimbangkan pendapatan dari properti selama jangka waktu di mana properti tersebut dapat dimanfaatkan. Pendekatan pendapatan dihitung dengan metode atau proses kapitalisasi.
Jenis pendekatan pendapatan sangat cocok untuk melakukan penilaian terhadap aset properti komersial, seperti gedung perkantoran, ruko, gedung perbelanjaan, dan berbagai jenis properti lainnya.
Prinsip-prinsip dalam Penilaian Properti
Ketika melakukan penilaian terhadap aset atau properti, tim penilai dari KJPP (Kantor Jasa Penilaian Publik) harus memperhatikan beberapa prinsip dasar. Apa saja prinsip tersebut? Jika penasaran, maka berikut ini beberapa prinsip penilaian properti, yaitu:
1. Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik (Highest and Best Use)
Penilaian terhadap aset properti harus dilakukan dengan mengingat penggunaan atau pemanfaatan yang akan menghasilkan keuntungan maksimal. Objek penilaian berupa rumah yang daerah di sekitarnya berupa daerah residensial, sehingga rumah tersebut memiliki nilai tertinggi.
2. Penawaran dan Permintaan (Supply and Demand)
Hasil penilaian berupa nilai ekonomi properti akan sangat tergantung dari penawaran dan permintaan. Artinya, nilai tersebut akan selalu naik atau turun mengikuti keseimbangan penawaran dan permintaan akan properti yang dinilai.
3. Pengganti (Substitution)
Prinsip lainnya dalam penilaian properti adalah pembeli properti tidak akan membeli atau memberikan pembayaran lebih tinggi terhadap suatu properti yang kualitasnya sama dengan properti lainnya yang serupa.
Misalnya ada rumah tipe A dengan harga XX di suatu lokasi, maka pembeli tidak akan memberikan harga lebih tinggi dari pada harga XX untuk memberi rumah tipe A di daerah yang sama.
4. Antisipasi
Nilai suatu properti dianggap sebagai harapan bisa menghasilkan keuntungan di masa depan. Properti tersebut dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi/ mahal jika di daerah tersebut akan dibangun perumahan baru.
5. Perubahan
Nilai properti akan terus berubah dipengaruhi oleh berbagai variabel. Misalnya, jumlah penduduk, kebijakan pemerintah, perubahan kondisi ekonomi, perubahan politik negara, pembukaan jalan baru, dan berbagai variabel lainnya.
6. Penyesuaian (Conformity)
Properti yang berada di lingkungan sosial dan ekonomi baik akan memiliki nilai maksimal. Misalnya, rumah mewah akan memiliki nilai maksimal ketika lokasinya berada di kawasan elite. Namun, rumah mewah tersebut nilainya tidak akan bisa maksimal jika berada di kawasan kumuh.
7. Persaingan (Competition)
Nilai properti juga akan dipengaruhi oleh kompetisi atau persaingan dengan produk properti sejenis yang dimiliki oleh kompetitor. Misalnya, properti berupa apartemen dengan tipe yang sama tetapi beda pengembang memiliki harga yang cenderung sama.
8. Increasing and Decreasing Return/ Balance
Penambahan biaya terhadap suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan dari properti itu. Sebagai contoh, penambahan fasilitas di rumah sewa belum menjamin akan bertambah juga penghasilan dari rumah sewa tersebut.
9. Eksternalitas
Nilai properti dalam penilaian yang dilakukan juga akan dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar properti itu. Misalnya, harga rumah akan dipengaruhi oleh gaya arsitektur dan juga kepercayaan terhadap pengembang yang membangun rumah tersebut.
10. Kontribusi
Total nilai suatu properti diberikan atas kontribusi dari semua bagian properti tersebut. Misalnya, tanah yang berada di daerah komersial atau ramai akan memiliki nilai yang tinggi, meskipun di atas tanah tersebut hanya ada bangunan yang sudah usang.
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
Contoh Penilaian Terhadap Properti
Salah satu contoh penilaian properti adalah penilaian terhadap properti berupa bangunan rumah untuk keperluan pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Ketika akan mengajukan KPR ke pihak bank, maka pihak bank akan bekerja sama dengan KJPP (Kantor Jasa Penilaian Publik) untuk melakukan penilaian.
Hasil penilaian dari KJPP akan digunakan oleh pihak bank dalam menentukan besarnya dana yang akan dicairkan untuk KPR. Semakin baik hasil penilaiannya, maka kemungkinan dana yang dicairkan untuk KPR semakin besar nilainya.
Selain itu, contoh lainnya dari penilaian terhadap properti adalah penilaian terhadap rumah untuk keperluan pinjaman dana bank. Penilaian ini dilakukan oleh KJPP yang bekerja sama dengan bank terhadap rumah yang dijadikan sebagai agunan atau jaminan atas pinjaman.
Nilai yang dihasilkan oleh KJPP akan digunakan bank dalam menentukan besarnya pinjaman dana tunai yang akan diberikan.
Penilaian properti dilakukan oleh penilai KJPP dalam memberikan pendapat dan estimasi nilai ekonomi terhadap properti untuk keperluan tertentu. Penilaian terhadap aset atau properti juga bisa dilakukan untuk tujuan investasi. Anda bisa belajar investasi melalui https://www.pipohargiyanto.com.