Apakah Anda pernah mendengar atau mengetahui ada pengusaha yang terlihat sukses, orderannya ramai, mobil mewah, rumah mewah, upload foto-foto keliling dunia dengan fasilitas first class, bahkan punya properti di luar negeri. Eh, tiba-tiba bisnis-nya bangkrut dan meninggalkan hutang ke customer, supplier, dan macam-macam hutang lain. Hmmmm rasanya pernah dengar atau mengetahui ya…
Kenapa? Kok bisa gitu? Apa yang terjadi?
Saya sih tidak tahu apakah dia sengaja mau menipu dengan skema ponzi atau tidak. Atau dia sengaja bergaya hidup mewah supaya membuat customer percaya bahwa perusahaannya bonafid sehingga customer memakai jasa atau produk dari perusahaannya.
Menurut saya pribadi, saya berfikir positif saja dan berusaha menarik pelajaran penting dari kejadian ini. Saya pikir dia tidak sengaja menipu. Hanya saja dia melakukan satu kesalahan fatal yang biasa dilakukan oleh pengusaha yang bisnisnya bersifat terima uang di depan, baru setelahnya harus membiayai customer.
Kesalahannya ialah mencampur aduk uang perusahaan dengan uang pribadi. Sehingga yang terjadi adalah ia menggunakan uang perusahaan untuk kemewahan/kepentingan pribadi.
Campur aduk keuangan kantor dan pribadi ini sangat berbahaya terutama pada bisnis-bisnis yang terima uang customer di depan. Baik pembayaran sebagian atau full.
Karena dia merasa punya uang banyak di rekening, sehingga terus memakai uang tersebut. Seolah-olah itu profit, padahal itu uang modal, uang kantor, uang piutang, uang customer yang harusnya dipakai untuk bisnis. Belum boleh dipakai. Sehingga akhirnya bisnis bangkrut.
Saya pribadi memisahkan uang menjadi 3 kantong. Uang kantor, uang investasi indomaret dan kos, serta uang pribadi.
BACA JUGA: Ember Ajaib
Uang pribadi ini berasal dari gaji saya dan istri yang bekerja di perusahaan milik saya sendiri. Saya sebagai direktur, istri sebagai manager keuangan. Tiap tanggal 1 saya terima gaji. Uang pribadi dari gaji ini yang saya pakai sepuas-puasnya dan di pembukuan tercatat juga gaji saya dan istri sebagai pengeluaran.
Profit loss perusahaan saya kontrol tiap bulan. Supaya saya tahu, gaji saya dan istri apakah membuat perusahaan rugi atau tidak.
Saran saya untuk teman-teman pebisnis, pisahkan uang kantor dan uang pribadi. Uang kantor memang banyak, tapi itu bukan uang untuk dihabiskan. Kalau uang anda pribadi sih, terserah saja mau dihabiskan.
Semoga sharing saya hari ini dapat bermanfaat. Terima kasih telah membaca artikel ini.
salam passive income property,
PIPO Hargiyanto