Seiring berkembangnya waktu, investasi saham kini sudah semakin diminati oleh banyak kalangan, termasuk mereka yang masih berstatus sebagai pelajar hingga mahasiswa. Bahkan, hanya dengan modal sebesar Rp 100.000 saja seseorang sudah bisa berinvestasi saham di pasar modal.
Selain itu, hadirnya aplikasi digital yang bergerak di bidang investasi keuangan juga turut membuat iklim investasi saham semakin meningkat. Hal itu membuat siapapun bisa berinvestasi saham dari mana saja dan kapan saja. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui sebelum berinvestasi saham.
Daftar Isi
Apa Itu Investasi Saham?
Investasi dalam bentuk saham adalah salah satu jenis investasi dengan membeli sejumlah saham dari suatu perusahaan. Dengan dibelinya saham berarti seseorang atau badan usaha telah memiliki hak atas kepemilikan perusahaan yang bersangkutan.
Keuntungan dari memiliki saham terdiri dari capital gain dan juga dividen. Capital gain didapat dari hasil penjualan saham dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Sementara dividen didapat dari pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan yang menerbitkan saham.
Perlu diketahui, selain mampu memberikan imbal hasil atau tingkat keuntungan yang tinggi investasi saham juga memiliki risiko kerugian yang sebanding. Untuk itu, diperlukan pengelolaan investasi yang baik agar uang yang disetorkan tidak banyak mengalami kerugian.
Baca Juga : Apa Itu Investasi? Pahami Cara Kerja dan Tips Memilihnya Supaya Untung!
Modal yang Dibutuhkan
Untuk bisa mulai berinvestasi saham, sebenarnya tidak diperlukan modal hingga ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah. Hanya dengan seratus ribu saja, seseorang sudah bisa memiliki saham dari perusahaan tertentu dan berhak mendapatkan dividen atau capital gain saat saham dijual kembali.
Besarnya modal yang dibutuhkan untuk membeli saham akan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu harga saham itu sendiri, fee dari transaksi saham yang dilakukan, serta jumlah saham yang akan dibeli. Dari ketiga faktor tersebut, ditemukanlah modal minimal yang bisa digunakan untuk investasi ini.
Perlu diketahui, meski harga yang tertera dalam bursa adalah harga untuk 1 lembar saham, tetapi dalam pembeliannya minimal harus 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham. Jadi, jika suatu saham memiliki harga Rp 1000, maka seorang investor bisa membelinya dengan modal minimal Rp 100.000.
Baca Juga : Saham Adalah: Pengertian, Jenis, Cara Kerja dan Risiko
Cara Investasi Saham
Sebelum mulai membeli saham, ada beberapa tahapan yang perlu dipersiapkan oleh para calon investor. Tahapan tersebut meliputi:
- Menyiapkan dokumen seperti KTP, NPWP, buku tabungan, dan juga materai.
- Mengunjungi kantor perusahaan sekuritas atau bisa juga melakukan pendaftaran secara online melalui website atau aplikasi.
- Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.
- Selanjutnya, investor harus menyetorkan dana investasi ke Rekening Dana Investor atau RDI. Jumlah dana minimal yang bisa disetorkan akan berbeda-beda untuk setiap perusahaan sekuritas yang dipilih.
- Setelah proses pendaftaran akun selesai dilakukan, investor akan diberikan hak untuk mengakses halaman dashboard website perusahaan sekuritas untuk melakukan transaksi jual beli saham.
Catatan :
Perusahaan sekuritas adalah pihak yang berperan sebagai perantara (broker) dalam perdagangan saham yang Izin kegiatan usahanya diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam praktiknya, perusahaan sekuritas juga menjalankan jasa sebagai manajer investasi dan penjamin emisi efek (underwriter).
Pembelian saham melalui perusahaan sekuritas akan dikenakan biaya transaksi saat terjadi pembelian atau penjualan. Besaran biaya yang dikenakan cukup variatif di rentang 0,2 sampai 0,3% dari nilai transaksi pembelian/penjualan saham yang dilakukan (sudah termasuk PPN).
Sedangkan untuk transaksi penjualan akan ditambahkan dengan PPh sebesar 0,1%. Agar lebih paham dalam menentukan berapa modal yang harus dikeluarkan dan berapa potensi pendapatannya, silahkan simak ilustrasi berikut:
1. Membeli Saham
Andi ingin membeli 3 lot saham AABB dengan harga per lembar sahamnya Rp 1.000. Sementara itu, perusahaan sekuritas menetapkan fee sebesar 0,3% dari nilai transaksi sehingga modal yang perlu dikeluarkan Andi adalah sebesar Rp 300.900.
Jumlah itu didapat dari harga 3 lot saham sebesar Rp 300.000 (300 lembar saham x Rp 1.000) ditambah dengan biaya transaksi sebesar Rp 900 (Rp 300.000 x 0,3%).
2. Menjual Saham
Selang 2 tahun dari pembelian tersebut, harga saham AABB sudah naik menjadi Rp 1.300 per lembarnya. Andi sebagai investor memutuskan menjualnya. Dalam transaksi penjualan tersebut, Andi akan dikenakan biaya transaksi 0,3% dari nilai transaksi dan PPh sebesar 0,1 % dari nilai transaksi.
Dari situ ditemukan total pendapatan sebesar Rp 388.440 dengan rincian Andi menerima Rp 390.000 dari penjualan saham AABB (300 lembar x Rp 1.300). Kemudian dikurangi dengan biaya transaksi Rp 1.170 (Rp 390.000 x 0,3%) dan PPh Rp 390 (Rp 390.000 x 0,1%).
Baca Juga : Macam-Macam Investasi Terbaik Untuk Pemula Menguntungkan
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Ada beberapa tips yang bisa diikuti jika ingin berinvestasi di bidang saham, terutama investasi saham untuk pemula. Beberapa tips tersebut antara lain:
1. Pilih Sekuritas dengan Biaya Minim
Setiap sekuritas menerapkan biaya transaksi yang berbeda-beda. Agar imbal hasil yang diperoleh dari investasi ini bisa lebih optimal, pilihlah sekuritas dengan biaya transaksi seminimal mungkin. Biasanya, biaya transaksi yang dikenakan berada di rentang 0,2% – 0,3% atau bahkan di bawahnya.
Jika transaksi saham cukup kecil, biaya di atas mungkin tidak akan terasa. Namun, jika transaksi yang saham dalam jumlah yang besar, biaya yang harus dibayarkan tentu juga akan semakin besar. Dengan mempertimbangkan sekuritas yang akan digunakan, keuntungan yang didapat tentu bisa lebih optimal.
Baca Juga : Inilah 7 Jenis Investasi Jangka Panjang dengan Keuntungan Besar!
2. Berinvestasi di Reksadana
Jika masih belum begitu memahami dunia saham, ada baiknya memilih berinvestasi di reksadana. Beda antara investasi berbentuk saham dengan reksadana adalah dalam hal pengelolaannya. Di reksadana, investor hanya menyetorkan sejumlah dana dan menitipkannya pada manajer investasi.
Selanjutnya, manajer investasi akan memilih instrumen saham apa saja yang cocok dengan investor tersebut. Pemilihan instrumen saham oleh manajer investasi ini berdasarkan profil risiko dari investor yang bersangkutan.
3. Menyusun Portofolio Saham dan Properti
Seperti kita tahu, saham termasuk investasi yang memiliki keuntungan dan juga risiko kerugian yang sama tingginya. Untuk itu, perlu dilakukan diversifikasi instrumen investasi agar resiko kerugiannya bisa diminimalkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyusun portofolio investasi.
Jangan menginvestasikan seluruh modal pada satu jenis saham saja. Bagilah modal tersebut ke beberapa jenis investasi lain yang tingkat resikonya lebih kecil, salah satunya adalah investasi di bidang properti. Investasi saham VS investasi properti, mana yang lebih baik?
Seperti yang kita tahu, nilai properti cenderung akan naik setiap tahunnya. Itulah kenapa investasi properti bisa dipilih untuk mengimbangi saham yang tingkat resikonya besar. Untuk mempelajari berbagai hal tentang investasi di bidang properti, situs pipohargiyanto.com bisa menjadi tempat belajar terbaik.
Baca Juga : 6 Cara Investasi Properti yang Menguntungkan
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi saham sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa. Dengan begitu, berinvestasi saham bisa menjadi alternatif yang bisa dipilih selain rutin menabung setiap bulannya.