Analisis investasi dilakukan untuk mengetahui prospek dari suatu aset. Melalui analisis ini, investor bisa mengetahui keuntungan harapan dan kemungkinan tantangan di masa mendatang.
Hasil tentang kinerja investasi akan sangat bermanfaat bagi investor untuk menentukan keputusan yang tepat. Ada sejumlah metode yang bisa digunakan. Mari simak satu per satu pada pembahasan sebagai berikut!
Daftar Isi
Pengertian Analisis Kelayakan Investasi
Sebenarnya, yang disebut sebagai analisis investasi ini bukan sekadar mencari kemungkinan keuntungan dan risiko. Istilah ini juga merujuk pada perhitungan yang lebih luas, seperti analisis tren pasar, industri keuangan dan instrumen investasi.
Analisis investasi adalah kegiatan menganalisis menggunakan variabel untuk mengetahui return di masa lalu, return harapan, pergerakan harga dan lain-lain. Mengetahui informasi tentang suatu aset akan memudahkan investor untuk menentukan prospek instrumen di suatu entitas usaha.
Saham dan obligasi bisa dianalisis dengan cara mengevaluasi aset individu. Sementara menganalisis sektor yang sama pun dapat dilakukan dengan prinsip yang sama. Melalui analisis ini, investor akan mengetahui kondisi pasar secara keseluruhan.
Diadakannya analisis bertujuan untuk memprediksi pergerakan investasi dan menyesuaikannya kepada investor yang cocok. Namun keputusan ini juga dipengaruhi oleh jangka waktu investasi, harga pembelian dan peran investasi di dalam portofolio.
Jenis-jenis Analisis Investasi
Investor tidak bisa cuma mengandalkan satu jenis metode dalam menganalisis kondisi pasar, sekuritas atau sektor tertentu. Berikut adalah jenis-jenis metode yang bisa digunakan:
1. Analisis Atas ke Bawah (Top-Down)
Pendekatan menggunakan analisis atas ke bawah adalah metode yang cukup umum. Proses pengujian dimulai dengan menganalisis tren ekonomi, industri dan pasar. Kemudian dilanjut dengan menganalisis lebih lanjut tentang aset investasi yang mendapatkan keuntungan dari tren tersebut.
Contoh dari analisis atas ke bawah ini misalnya, investor menganalisis kinerja beberapa sektor secara bersamaan. Lalu disimpulkan bahwa sektor industri yang menunjukkan performa terbaik. Mengetahui informasi ini, investor pun mengalokasikan dananya pada sektor tersebut.
Investor memutuskan secara spesifik bahwa industri yang akan masuk ke portofolio-nya yaitu industri keuangan. Langkah selanjutnya, investor mencari saham potensial pada sektor industri keuangan tersebut.
2. Analisis Bawah ke Atas (Bottom-Up)
Metode yang kedua yaitu analisis bawah ke atas. Analisis ini mengevaluasi kinerja saham individu terlebih dulu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kelebihan dari investor tersebut, misalnya memiliki kompetensi manajemen yang baik, penilaian bagus, kekuatan harga dan lain-lain.
Analisis ini menggunakan pendekatan mikroekonomi, atau dengan kata lain, analisis tidak berfokus pada siklus pasar. Dengan begitu bisa didapatkan perusahaan dan saham yang berkinerja paling baik dari keseluruhan.
3. Analisis Fundamental
Metode analisis investasi tidak terlepas dari analisis fundamental. Singkatnya, analisis ini memiliki fokus dalam menjaga kesehatan keuangan entitas usaha, sehingga prospek ekonomi menjadi lebih luas dan potensial.
Biasanya investor saham yang menggunakan analisis fundamental. Mereka melakukan perdagangan yang menguntungkan dengan harga yang rendah dibandingkan berdagang dengan nilai intrinsik.
Selain itu, analisis fundamental juga bisa digunakan untuk mengevaluasi potensi dividen dan perkembangan entitas usaha di masa mendatang. Metode analisis ini didukung oleh Benjamin Graham 1 dan Warren Buffett.
4. Analisis Teknis
Ada analisis fundamental, ada analisis teknis. Keduanya saling berkaitan. Bedanya, analisis teknis menggunakan grafik untuk mengetahui performa harga saham dan parameter statistik.
Perhitungan dilakukan melalui komputer supaya hasilnya akurat. Analisis teknis juga berfokus pada evaluasi pergerakan harga, alat grafik analitik dan sinyal perdagangan.
Hasilnya didapatkan evaluasi mendalam tentang kekuatan dan kelemahan sebuah sekuritas. Umumnya yang menggunakan analisis teknis pada investor pedagang harian.
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
Cara Analisis Kelayakan Investasi
Mengetahui prospek suatu aset investasi tidak semudah yang dibicarakan. Menggunakan metode di atas pun tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa suatu investasi untung besar dibandingkan investasi lainnya. Guna memastikannya bisa menggunakan empat metode uji kelayakan investasi di bawah ini:
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value melihat kelayakan sebuah investasi dengan cara mengevaluasi return bersih yang didapatkan investor di akhir masa. Setelah didapatkan, maka hitung selisih antara nilai pada masa lalu atau sekarang dengan nilai di masa mendatang.
Untuk memperhitungkannya, gunakan rumus NPV sebagai berikut:
NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t
Keterangan:
PV = Present Value
NCF = Aliran kas
A0 = Investasi yang dikeluarkan di awal periode
r = Modal yang dikeluarkan
t = Jangka waktu investasi
Akan didapatkan nilai tertentu. Gunakan asumsi sebagai berikut untuk mendapatkan penjelasannya:
Nilai | Asumsi |
NPV0 > NPV1 | Investasi dinyatakan tidak layak, karena kerugian sangat mungkin terjadi |
NPV0 < NPV1 | Investasi dinyatakan layak dan menguntungkan, karena risiko kerugian sangat kecil |
NPV0 = NPV1 | Investasi dinyatakan tidak layak, karena kerugian sangat mungkin terjadi |
2. Profitability Index (PI)
Metode analisis investasi selanjutnya disingkat menjadi PI. Metode ini mengevaluasi kelayakan suatu instrumen dengan melihat indeks keuntungan, lalu membandingkan nilainya dengan nilai penerimaan kas bersih dan nilai investasi sekarang. Adapun rumus yang digunakan yaitu:
PI = PV/I
Keterangan:
PV = Present Value (nilai penerimaan kas bersih hari ini secara keseluruhan)
I = Investasi
Setelah mendapatkan nilainya, cocokkan dengan asumsi berdasarkan tabel berikut:
Nilai | Asumsi |
PI > 1 | Investasi dinyatakan layak, risiko kerugian sangat minim |
PI < 1 | Investasi dinyatakan tidak layak, risiko kerugian sangat besar |
3. Payback Period (PBP)
Uji kelayakan suatu instrumen juga bisa dilakukan menggunakan metode PBP. Mekanismenya, PBP menghitung dari seberapa cepat investasi kembali dan menggunakan waktu sebagai satuan ukuran. Berikut adalah rumusnya:
Apabila arus kas per tahun jumlahnya senilai
PBP = (investasi pengeluaran pertama/arus kas) x 1 tahun
Apabila arus kas per tahun jumlahnya tidak senilai
PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun
Keterangan:
n = tahun saat investasi awal belum tertutup oleh jumlah kas
a = jumlah investasi awal
b = jumlah keseluruhan arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah keseluruhan arus kas pada tahun ke-n+1
Selanjutnya, gunakan nilai yang didapatkan untuk menentukan kelayakan instrumen menggunakan tabel asumsi.
Nilai | Asumsi |
PBP lebih cepat atau singkat dari ketentuan | Investasi dinyatakan layak, minim risiko dan keuntungan besar |
PBP lama dari ketentuan awal | Investasi dinyatakan tidak layak, justru menyebabkan kerugian |
4. Internal Rate of Return (IRR)
Metode yang terakhir adalah metode Internal Rate of Return (IRR). Dengan metode ini, kelayakan instrumen diketahui dari tingkat suku bunga untuk mendapatkan return harapan dengan nilai dari biaya modal. Berikut rumus yang digunakan:
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)
Keterangan:
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Hasil yang didapatkan dari rumus bisa dicocokkan menggunakan tabel asumsi berikut:
Nilai | Asumsi |
IRR > tingkat bunga | Investasi dinyatakan layak dan keuntungan besar |
IRR < tingkat bunga | Investasi dinyatakan tidak layak dan menyebabkan kerugian |
Mempelajari tahapan analisis investasi akan menjadi senjata andalan untuk mengidentifikasi prospek suatu instrumen dan juga mengevaluasi portofolio. Pelajari ilmu investasi lainnya yang tak kalah menarik pada pipohargiyanto.com.