Strategi pemasaran properti memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan volume penjualan. Tanpa marketing strategy yang tepat, maka target penjualan akan sulit untuk diwujudkan. Apalagi di era digital sekarang, para developer harus paham mengenai cara marketing properti online.
Bisnis properti memang menjanjikan keuntungan besar. Namun, kelangsungan bisnis juga sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Hanya saja, tidak semua strategi pemasaran cocok digunakan untuk mengembangkan bisnis properti, sehingga pengembang harus memahami strategi terbaik.
Daftar Isi
Strategi Pemasaran Properti Ampuh untuk Meningkatkan Omset
Selain fokus membangun kualitas produk, untuk menjadi agen properti handal juga membutuhkan konsep dan strategi pemasaran jitu. Apalagi, mengingat dewasa ini persaingan di bidang bisnis properti juga semakin tinggi. Dengan strategi ampuh, maka akan lebih mudah menguasai pasar.
Bagi para broker pemula yang baru terjun ke dunia investasi properti, maka beberapa strategi pemasaran di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk diterapkan:
1. Survei Pasar
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengembang adalah melakukan survei pasar. Kegiatan survei meliputi, jangkauan daya beli masyarakat, jumlah pesaing di bidang bisnis yang sama, tipe atau jenis properti yang dipasarkan, rentang harga, dan juga market share.
Umumnya, perusahaan pengembang telah mempunyai landbank (lahan yang telah disimpan dalam jangka waktu panjang). Tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dari kenaikan harga tanah. Karena itulah, lokasi pilihan harus strategis.
2. Merancang Konsep Produk
Hasil survei pasar dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat rancangan konsep produk yang akan dipasarkan. Dengan mempelajari konsep produk kompetitor, maka akan lebih mudah mencari solusi untuk menghadirkan produk properti lebih unggul dan berbeda.
Misalnya, dengan menyediakan akses jalan lebih lebar, membuat fasilitas lebih lengkap, memperbanyak area hijau, melengkapi bangunan dengan teknologi digital, dan sebagainya.
3. Menentukan Harga
Salah satu trik sukses mendongkrak penjualan adalah dengan menentukan strategi harga atau pricing strategy yang lebih terjangkau dibandingkan pesaing. Dalam dunia bisnis pemasaran, ini disebut sebagai early bird atau harga perdana untuk produk baru launching.
Setelah mendapatkan pasar dan penjualan mulai stabil, pengembang dapat menaikkan harga berdasarkan jumlah unit terjual pada periode waktu tertentu. Contohnya, kenaikan setiap kelipatan 25 unit per empat bulan sekali. Angka ini bisa disesuaikan dengan penjualan.
4. Membuat Master Schedule
Strategi pemasaran properti selanjutnya adalah membuat master schedule. Istilah ini merujuk pada konsolidasi perizinan, teknik, keuangan, pemasaran, dan HR. Secara umum, isinya mengenai aktivitas dan juga target waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Kegiatan perizinan misalnya, meliputi izin lokasi, pengesahan site plan, peil banjir, AMDAL, IPPT / Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, dan IMB / Izin Mendirikan Bangunan.
5. Menyusun Aktivitas Promosi dan Penjualan
Kegiatan promosi bisa mulai dilakukan setelah proyek pembangunan properti dijalankan. Tujuan dari hal ini adalah memperkenalkan produk pada khalayak ramai. Promosi sebaiknya dilakukan secara terus menerus, baik BTL / Below the Line atau ATL / Above the Line.
Setelah sampel properti terbangun dan Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan, pengembang bisa melakukan aktivitas pra penjualan, seperti membuka nomor pemesanan, kemudian menyelenggarakan event launching, tepatnya setelah mencapai angka order tertentu.
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
6. Menentukan Tim Pemasaran
Dalam merancang strategi pemasaran properti, jumlah tim disesuaikan dengan target yang telah ditentukan pihak manajemen berdasarkan pertimbangan volume penjualan pesaing. Dalam hal ini, pihak developer memiliki beberapa opsi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Merekrut tenaga pemasaran atau sales in house dengan memberikan gaji serta bonus dan komisi penjualan.
- Menggunakan jasa agen sehingga tidak perlu mengeluarkan gaji, namun hanya memberikan bonus dan komisi sesuai kesepakatan.
- Mengkombinasikan antara sales in house dan menggunakan agen properti.
Jumlah tenaga tim pemasaran yang direkrut akan disesuaikan target penjualan unit properti. Misalnya, target adalah menjual 20 unit apartemen seharga Rp. 500.000.000 dalam 1 bulan. Dalam hal ini, maka bisa menggunakan 1 manajer, 2 supervisor, dan 12 tenaga pemasaran.
7. Rajin Menghadiri Even Sosial
Acara sosial biasanya melibatkan dan dihadiri oleh banyak orang. Karenanya, rajinlah mencari informasi tentang acara sosial, khususnya yang berhubungan dengan komunitas properti. Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar dan koneksi.
Di samping itu, melalui even sosial, maka dapat menaikkan potensi bertemu dengan pangsa pasar potensial sehingga dapat menawarkan produk properti yang dijual.
Strategi Pemasaran Properti Online di Era Digital
Investor dan motivator properti, Tung Desem Waringin mengelompokkan strategi pemasaran di bidang properti menjadi lima bagian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Produk Berkualitas
Dalam pembangunan properti, kualitas produk atau bangunan harus dinomor satukan. Sebaiknya perhatikan bentuk bangunan, kebersihan lingkungan, kelengkapan resmi dokumen, faktor pencahayaan, fasilitas, dan jaminan keamanan serta kenyamanan.
2. Memanfaatkan Media Promosi Relevan
Di zaman modern sekarang, para investor properti memang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran. Selain memasang banner, spanduk, dan menyebarkan brosur kepada publik, sebaiknya juga melakukan pemasaran secara online.
Dengan kata lain, memanfaatkan teknologi digital sebagai media memasarkan produk properti, baik itu melalui website, platform sosial media, maupun iklan internet lainnya.
3. Strategi Open House
Tujuan dari strategi pemasaran properti secara open house adalah menciptakan kepercayaan konsumen. Sebab biasanya, calon konsumen lebih tertarik untuk berkunjung langsung ke lokasi properti yang dipasarkan sebelum memutuskan membeli bangunan.
4. Pemasaran Online
Informasi produk properti dapat dilakukan dengan cara memasang iklan online, termasuk di berbagai portal khusus properti. Pemasaran online memang cenderung lebih diminati oleh banyak kalangan, karena saat ini masyarakat lebih suka mencari informasi secara online.
5. Jam Layanan Lebih Fleksibel
Terapkan jam layanan, termasuk waktu transaksi lebih fleksibel kepada konsumen potensial. Jadi, harus bisa menyesuaikan dengan waktu calon pembeli. Dengan kata lain, prioritaskan kepentingan konsumen. Sebab tidak semua orang memiliki waktu senggang setiap saat.
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Pemasaran Properti di Masa Pandemi?
Tidak bisa dipungkiri, bahwa kegiatan perekonomian memang menjadi semakin sulit pada masa pandemi, termasuk juga bisnis di bidang properti. Lantas, bagaimana cara meningkatkan penjualan di tengah kondisi tidak menentu seperti sekarang sehingga omset penjualan tidak menurun drastis?
Selain menerapkan 12 jurus marketing offline dan online di atas, para developer dan investor juga bisa menambah wawasan dengan cara membaca buku pemasaran terbaik atau ikut kelas workshop online. Terutama yang memang fokus membahas seputar tips sukses berbisnis properti.
Dengan begitu, calon investor dapat mempelajari lebih jauh pola pikir mengenai investasi properti, beserta potensi keuntungan dan kerugiannya. Menariknya lagi, belajar langsung dengan ahlinya juga memungkinkan investor untuk melakukan diskusi secara intens terkait hal-hal yang tidak diketahui.
Tertarik untuk mendapatkan passive income dari bisnis properti? Pelajari strategi pemasaran properti yang ampuh, dan wujudkan impian menjadi investor sukses dengan mengikuti pelatihan online bersama motivator sekaligus investor properti ternama hanya di https://www.pipohargiyanto.com/.