Untuk menghadapi masa tua, seseorang disarankan untuk berinvestasi sedini mungkin, terutama saat masih berada di masa-masa produktifnya. Banyak orang enggan melakukan investasi lantaran tidak mengetahui mana saja investasi terbaik yang bisa dipilih, terutama bagi mereka yang masih pemula.
Padahal, saat ini terdapat cukup banyak alternatif investasi yang bisa dipilih, mulai dari investasi dengan risiko kecil maupun investasi dengan risiko tinggi. Berikut ini akan dibahas mengenai pilihan investasi apa saja yang sebaiknya dipilih oleh mereka yang masih pemula. Untuk itu, silahkan simak artikel berikut ini.
Daftar Isi
Investasi Terbaik Untuk Pemula
Hadirnya teknologi digital membuat area investasi bagi seseorang semakin luas. Bahkan, investasi yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh perusahaan-perusahaan besar kini sudah bisa diakses juga oleh seorang individu. Berikut ini adalah macam-macam investasi terbaik yang juga cocok untuk pemula:
1. Saham
Saham merupakan salah satu alternatif investasi terbaik yang bisa dipilih oleh perorangan maupun lembaga tertentu. Nilai investasinya ditentukan dari seberapa banyak lembar saham yang ingin dibeli, semakin banyak lembar saham yang dibeli, tentu akan membuat nilai investasi tersebut semakin besar.
Saham sendiri merupakan bukti kepemilikan dari suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk surat berharga. Investor saham memiliki hak atas aset dan juga keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Besarnya keuntungan akan bergantung pada besarnya nilai investasi atas saham tersebut.
Ada 2 keuntungan yang bisa didapat dari para pemegang saham, yaitu:
- Capital Gain, yaitu keuntungan yang didapat dari hasil penjualan saham dengan harga jual yang lebih tinggi dari harga belinya.
- Dividen, adalah pembagian keuntungan yang diperoleh dari aktivitas bisnis perusahaan kepada para pemegang saham. Jumlah keuntungan yang dibagikan tergantung seberapa besar persentase kepemilikan saham tersebut.
Selain itu keuntungan di atas, saham juga memiliki risiko kerugian yang sama besarnya sehingga instrumen investasi ini tergolong ke dalam investasi berisiko. Adapun risiko pada investasi saham adalah sebagai berikut:
- Capital Loss, yaitu kerugian yang ditimbulkan dari hasil menjual saham dengan harga yang lebih kecil dari harga pembeliannya.
- Risiko Likuidasi, risiko ini muncul ketika perusahaan penerbit saham mengalami kebangkrutan dan harus dilikuidasi. Pada kasus ini, pemegang saham akan mendapat klaim dengan prioritas paling akhir atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. Itupun jika masih ada sisa aset yang dimiliki.
Untuk mereka yang masih pemula, sebaiknya memilih saham yang relatif aman dan memiliki prospek baik di masa mendatang. Kategori saham perbankan, maskapai Garuda, atau perusahaan minyak bumi dan gas bisa menjadi pilihan.
Baca Juga : Saham Adalah: Pengertian, Jenis, Cara Kerja dan Risiko
2. Reksadana
Pada dasarnya, investasi reksadana sama saja dengan kita berinvestasi pada saham, obligasi maupun deposito. Hanya saja, dari segi pengelolaannya diserahkan kepada manajer investasi sehingga investasi ini merupakan salah satu investasi terbaik baik mereka yang masih pemula.
Nantinya, investor hanya perlu menyetorkan sejumlah dana kepada manajer investasi, lalu dana tersebut akan dibelikan sejumlah saham oleh manajer investasi sesuai dengan preferensi risiko yang dimiliki oleh investor yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya, reksadana terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Reksadana pasar uang, reksadana jenis ini terdiri dari 100 persen surat berharga yang ada di pasar uang seperti obligasi pemerintah, obligasi swasta, dan juga deposito.
- Reksadana saham, reksadana jenis memiliki komposisi saham lebih banyak, yaitu sekitar 80 persen.
- Reksadana campuran, reksadana yang terdiri dari saham, obligasi, dan juga pasar uang.
Baca Juga : Investasi Saham : Apa Itu Investasi Saham dan Cara Investasi Saham Bagi Pemula
3. Emas
Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, emas masih menjadi alternatif investasi terbaik yang mereka pilih. Alasannya karena emas sangat mudah untuk dijual dan memiliki kenaikan harga yang cukup stabil. Akan tetapi, berinvestasi emas juga tidak lepas dari adanya risiko.
Salah satunya adalah kebutuhan tempat penyimpanannya yang cukup besar, terutama untuk jenis emas batangan. Sebenarnya kita bisa menyewa safe deposit box yang disediakan oleh pihak bank. Namun, untuk menyewanya tetap saja diperlukan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, emas juga memiliki spread atau selisih harga beli dan harga jual yang cukup jauh sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa memperoleh keuntungan dari menjual emas yang kita miliki. Hal-hal itulah yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi emas.
Baca Juga : Tips Investasi Tanpa Modal Profit Berlipat dan Contohnya
4. Properti
Investasi terbaik berikut ini adalah jenis investasi dengan tingkat risiko yang sangat kecil. Hal itu dikarenakan nilai properti yang cenderung selalu naik setiap tahunnya. Tidak harus selalu dijual, properti bahkan bisa disewakan atau menjadi tempat kos jika letaknya berada di dekat kampus perguruan tinggi.
Meski tergolong beresiko kecil, tetap saja dibutuhkan pengelolaan yang matang untuk bisa memaksimalkan pendapatan dari berinvestasi di sektor ini. Terlebih investasi ini memerlukan dana yang cukup besar dalam penerapannya. Untuk itu, seorang investor properti perlu mempelajari berbagai hal tentang properti.
Salah satu situs yang sangat direkomendasikan untuk mempelajari segala hal terkait investasi di bidang properti adalah situs pipohargiyanto.com. Selain menyajikan materi lengkap tentang properti, situs ini juga menyediakan mini workshop yang bisa diikuti oleh siapa saja agar menjadi seorang ahli properti.
Baca Juga : Cara Berbisnis Properti Mudah Tanpa Ribet Bagi Pemula
5. Deposito
Meski tidak sebesar saham atau obligasi, banyak masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan deposito sebagai instrumen investasi terbaik mereka. Salah satu alasannya adalah rata-rata tingkat bunga 5% per tahun dan juga adanya penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Baca Juga : Inilah 7 Jenis Investasi Jangka Panjang dengan Keuntungan Besar!
6. Obligasi
Selain saham, surat berharga yang bisa dipilih sebagai instrumen investasi terbaik adalah surat berharga obligasi. Dibandingkan dengan saham, obligasi terbilang lebih aman karena merupakan surat utang yang akan menjadi prioritas bagi perusahaan untuk mengembalikan besaran dana yang dialokasikan.
Ada beberapa poin yang menjadi keuntungan dari berinvestasi di sektor obligasi, beberapa keuntungan tersebut antara lain:
- Memiliki pendapatan tetap yang dibayarkan secara periodik.
- Keuntungan dari penjualan kembali obligasi dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga belinya (capital gain).
- Memiliki banyak pilihan seri obligasi di pasar sekunder.
- Dibanding saham obligasi memiliki tingkat risiko yang relatif lebih kecil.
Baca Juga : Opportunity Cost: Pengertian, Contoh dan Cara Menghitungnya
Subscribe Sekarang
Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!
Tips Memilih Investasi Terbaik
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan sebelum menentukan jenis investasi apa yang cocok untuk dipilih. Silahkan simak pembahasan lengkapnya berikut ini:
- Perlu dipahami bahwa setiap instrumen investasi yang dipilih memiliki resiko nya masing-masing. Untuk itu, ketahuilah risiko apa yang dimiliki oleh setiap investasi yang dipilih agar lebih siap jika suatu waktu risiko tersebut muncul.
- Buatlah portofolio investasi atau membentuk diversifikasi investasi. Akan sangat berisiko jika kita menginvestasikan semua modal pada satu jenis investasi saja, apalagi jika investasi tersebut berisiko tinggi. Jika terjadi kerugian, tentu nilainya akan sangat besar.
- Pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan investasi. Hal ini akan menentukan investasi terbaik apa yang cocok untuk dipilih. Jika tujuan investasi adalah untuk kuliah anak 10 hingga 15 tahun ke depan, maka investasi jangka panjang seperti saham atau properti sangat cocok untuk dipilih.
Investasi terbaik antara satu orang tidak bisa disamakan dengan orang lainnya. Ada beberapa faktor seperti tujuan investasi, profil risiko, atau ketersediaan modal yang juga berpengaruh. Untuk itu, pertimbangan tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu sebelum menentukan instrumen apa yang cocok.
Baca Juga : Contoh Bisnis Plan, Tujuan dan Cara Membuat Bisnis Plan Lengkap